Dental Implant
Kehilangan gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak muncul di masyarakat karena sering menggangu fungsi pengunyahan, bicara, estetis, bahkan hubungan sosial. Karies/ gigi berlubang, trauma kecelakaan, dan penyakit jaringan pendukung gigi merupakan penyebab utama kehilangan gigi.
Kehilangan gigi terkadang dianggap biasa saja oleh sebagian orang padahal jika ada gigi yang hilang maka fungsi dari gigi itu sendiri tidak dapat berjalan secara maksimal dan dapat mengganggu kesehatan tubuh seseorang. Kehilangan satu gigi juga bisa disebut sebagai salah satu kecacatan.
Beberapa akibat kehilangan gigi:
Mengubah susunan gigi.
Kehilangan gigi menyebabkan adanya ruang kosong/space pada area gusi bekas gigi yang hilang. Hal tersebut dapat membuat gigi-gigi tetangganya bergerak (migrasi) menempati space kosong tersebut. Perpindahan gigi dapat disertai perputaran gigi (rotasi) atau perubahan kemiringan gigi. Hal ini menyebabkan susunan gigi menjadi tidak teratur dan tampak tidak estetis akibat gigi terlihat miring atau renggang satu sama lain.
Gigi erupsi berlebih (Gigi turun/naik).
Perubahan posisi gigi sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya dapat membuat space kosong di antara gigi. Space kosong tersebut menyebabkan gigi yang berlawanan tidak memiliki penahan, sehingga menyebabkan gigi menjadi turun (pada gigi rahang atas) atau gigi menjadi lebih naik (pada gigi rahang bawah).
Beban berlebih pada salah satu sisi rahang.
Bila ada gigi yang hilang maka beban pengunyahan akan dialihkan kepada gigi lainnya yang tersisa. Hal ini bisa saja mengakibatkan kerusakan pada jaringan pendukung gigi (periodontal) dari gigi yang masih ada akibat kelebihan beban pengunyahan. Kerusakan tersebut dapat berujung pada kegoyahan gigi akibat tulang pendukung gigi yang terus berkurang karena tekanan pada gigi yang terlalu besar.
Gangguan pada TMJ/Temporomandibular Joint (sendi rahang).
Kehilangan gigi bagian belakang/geraham dapat menyebabkan hilangnya kontak pengunyahan sekaligus dimensi vertikal gigi yang normal. Kontak pengunyahan yang tidak tepat tersebut berefek pada pergerakan sendi rahang (temporomandibular) yang merupakan sendi utama dalam fungsi pengunyahan. Gangguan dapat berupa bunyi klicking, terasa sakit di area telinga dan pipi bagian dalam, hingga terjadinya “aus” pada persendian tersebut akibat pergerakan yang tidak normal.
Gangguan bicara dan penampilan.
Kehilangan gigi terutama di bagian depan dapat menyebabkan terganggunya fungsi bicara (fonasi). Hal tersebut karena pengucapan beberapa huruf membutuhkan kontak lidah dengan gigi depan. Selain itu, kehilangan gigi depan tentu mempengaruhi penampilan seseorang sehingga terlihat tidak menarik. Kedua hal tersebut akan mempengaruhi rasa percaya diri seseorang untuk bergaul dengan lingkungannya.
Dental Implant merupakan penempatan secara tetap suatu bahan biokompatibel berupa screwlike titanium yang ditempatkan secara bedah ke dalam tulang rahang, sehingga memungkinkan penggantian gigi menyerupai gigi asli penderita sebelumnya, baik dari segi estetik maupun kenyamanan. Implan gigi masa kini berdasarkan atas konsep osseointegration, yaitu penyatuan antara bahan implan dengan tulang rahang.