Aritmia
Aritmia merupakan irama jantung yang tidak normal, dapat berupa irama jantung yang tidak beraturan, lebih cepat dari normal, atau lebih lambat dari normal. Kelainan ini dapat terjadi pada siapapun dan tidak mengenal usia. Penderita tidak harus memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya, namun pasien dengan riwayat penyakit jantung memiliki resiko menderita aritmia.
Tindakan pelayanan yang diberikan untuk mengatasi kelainan irama jantung, dilaksanakan oleh tim jantung dan pembuluh darah kepada pasien yang mengalami keluhan perasaan tidak nyaman atau aneh pada dada (bukan nyeri dada), berdebar-debar, sesak nafas, merasa ada detak jantung yang hilang, perasaan melayang atau hampir pingsan sehingga kondisi akan membaik dan kelainan irama jantung tertangani dalam waktu singkat.
Pemeriksaan yang dilakukan, meliputi: tindakan Elektrokardiografi (EKG), Holter Monitoring (EKG 24 jam), Ekokardiografi, Treedmill Test, Kateterisasi Jantung, dan Electrophysiology study
Fasilitas Layanan Unggulan
RSPAD GS saat ini memiliki satu kamar tindakan khusus aritmia dan tim yang terdiri dari dokter, perawat, serta teknisi yang siap melakukan tindakan aritmia dalam waktu 7 hari dalam seminggu. Selain itu terdapat poli khusus aritmia serta ruang holter monitoring.
Produk Layanan Unggulan
1. Holter Monitoring
Holter adalah perekaman EKG kontinu jangka menengah. Alat perekam EKG akan dibawa oleh pasien selama waktu yang diperlukan (umumnya satu minggu) kemudian dilakukan pengunduhan data. Hasil rekam irama jantung pasien selama periode tertentu dapat terlihat dari hasil perekaman Holter.
2. Tes Meja Jungkit
Tes meja jungkit adalah tes untuk diagnosis pasien dengan gejala pingsan yang berulang yang diperkirakan disebabkan karena gangguan refleks. Tes dilakukan dengan protokol standar dan diberikan obat perangsang sistem saraf pusat. Pasien dirawat satu hari untuk pemeriksaan ini.
3. Tes Ajmalin
Tes ajmalin dilakukan untuk unmasking pasien dengan Brugada syndrome tipe 2 atau 3. Tes ini juga dapat dilakukan pada pasien aritmia ventrikel yang tidak diketahui sebabnya. Pasien dirawat satu hari untuk pemeriksaan ini.
4. EP Study
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mempelajari listrik jantung dalam hal pembentukan impuls dan penjalarannya. Tes ini juga dapat digunakan untuk memicu timbulnya aritmia yang tidak terekam dalam EKG. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan 2-3 kabel kecil ke dalam jantung. Prosedur ini dilakukan dengan pembiusan lokal dan diperlukan perawatan satu hari.
5. Ablasi Konvensional
Prosedur ablasi merupakan pilihan teraupetik untuk pasien dengan aritmia jantung. Tindakan ini memiliki angka keberhasilan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan medikamentosa dalam eliminasi aritmia. Prosedur ablasi dilakukan dalam pembiusan lokal dimana 3-4 kabel kecil dimasukkan ke dalam ruang jantung pasien. Proses ablasi sendiri bertujuan untuk menghilangkan sel-sel jantung yang berperan dalam menimbulkan aritmia dengan memberikan energi panas yang disalurkan melalui ujung kabel kateter. Pasien umumnya dirawat satu hari untuk prosedur ini.
6. Ablasi Tiga Dimensi
Ablasi tiga dimensi memiliki konsep yang sama dengan ablasi konvensional, namun menggunakan peralatan pencitraan yang lebih canggih. Gambaran anatomi jantung akan dipetakan dengan algoritme komputer dengan menilai properti listrik jantung dan medan magnet. Terdapat beberapa kelainan aritmia kompleks yang memerlukan ablasi tiga dimensi sebagai pilihan terapinya. Ablasi tiga dimensi pada umumnya dilakukan dengan pembiusan lokal, namun pada beberapa kasus dapat menggunakan pembiusan umum. Biasanya diperlukan perawatan 1-2 hari untuk prosedur ini.
7. Implantasi PPM
Tindakan implantasi PPM/pacu jantung permanen dilakukan pada pasien dengan gangguan fungsi kelistrikan jantung yang umumnya disebabkan oleh proses penuaan. Tindakan ini dilakukan dengan memasukan 1-2 buah kabel pacu ke dalam ruang jantung lalu menyambungkannya dengan baterai/generator yang ditanam di bawah kulit. Prosedur ini dilakukan dalam pembiusan lokal dan diperlukan perawatan tiga hari setelah pemasangan. Implantasi PPM dapat dilakukan single chamber atau dual chamber tergantung dari indikasi pasien.
8. Implantasi CRT
CRT merupakan terapi resinkronisasi jantung yang mirip dengan PPM namun memiliki tiga buah kabel pacu. Tindakan ini dilakukan pada pasien gagal jantung dengan kriteria tertentu yang sering mengalami kekambuhan. Prosedur CRT sama dengan PPM namun membutuhkan implantasi satu kabel lain.
9. Implantasi ICD
ICD adalah defibrilator kardiak implan yang merupakan alat defibrilator yang ditanam dalam tubuh pasien. Pemasangannya mirip dengan PPM/CRT. Alat ICD dipasang pada kasus pasien dengan risiko tinggi meninggal mendadak atau pada pasien dengan riwayat gangguan irama berbahaya. Prosedur pemasangan juga sama dengan CRT/PPM.
10. LAA Closure
LAA closure merupakan prosedur penutupan aurikel atrium kiri jantung untuk mengurangi risiko stroke iskemik pada pasien dengan fibrilasi atrium. Prosedur ini kadang memerlukan pembiusan umum dan dilakukan ekokardiografi transesofageal secara simultan. Tindakan ini dilakukan dengan memasang alat seperti jaring kecil ke dalam jantung untuk mencegah gumpalan-gumpalan darah terlepas ke peredaran darah. Pasein umumnya dirawat 1-2 hari setelah prosedur ini.